Dikisahkan, ada seorang lelaki yang tidak pernah membaca shalawat nabi. Suatu ketika dia bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Tapi yang mengherankan, Rasulullah SAW justru berpaling muka darinya.
Heran atas apa yang dilihatnya, lelaki itu memberanikan diri bertanya, “Wahai Rasulullah SAW Apakah engkau marah kepadaku?” tanya lelaki itu.
“Tidak.” jawab Rasulullah.
“Mengapa engkau tidak memandang ke arahku?”
“Karena aku tidak mengenalmu.”
“Bagaimana bisa? Aku adalah salah satu dari umatmu. Ulama meriwayatkan bahwa engkau (Rasulullah) mengenal umatmu seperti seorang ibu pada anak kandungnya.”
“Para ulama benar. Tetapi kamu tidak pernah menyebutku dalam shalawat. Aku mengenal umatku sesuai jumlah shalawat yang mereka baca untukku.”
Lelaki itu tiba-tiba terbangun. Dia berjanji pada dirinya, mulai hari itu akan membaca shalawat nabi seratus kali dalam sehari. Dan akhirnya dia bisa menjalankan janjinya itu.
Dalam kesempatan lain, lelaki itu bermimpi lagi bertemu Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Sekarang aku mengenalmu dan kelak akan memberikan syafaat kepadamu.”
Bahagia lelaki itu mendengarkan kata-kata dari orang yang sangat dicintainya itu.
Maukah kita merasakan kebahagiaan yang sama seperti orang tadi, bahkan lebih dari itu? Maka bershalawatlah!
(Ajie Najmuddin/Sumber: Kitab Mukasyafatul Qulub)
Tags:
Keislaman